Open top menu
Rabu, 02 September 2015



VIPDOMINO.com-“Da, Ida!” Dia menoleh ke belakang tersenyum dan memperhatikanku.
“Siapa ya?” tanyanya.
“Maaf, maaf kukira temanku,” sahutku,
“Kebetulan dia bernama Ida”. “Mau ke mana sih?” tanyaku sambil kuulurkan tangan mengajak berkenalan.
“Saya Anto”. “Ida, Farida” jawabnya sambil menyambut tanganku.
“Sebenarnya saya mau nonton di Ramayana Theatre, tapi sudah terlambat lagipula filmya nggak bagus”, sambungnya lagi.
“Sekarang mau kemana lagi” pancingku. “Nggak ada, mau pulang aja” jawabnya. “Jalan yuk ke Sukasari”. “Mau ngapain?” “Jalan aja, kalau ada film bagus kita nonton di sana aja”. “Ayolah, kebetulan aku juga nggak ada acara, daripada bengong di rumah”.
Sambil ngobrol akhirnya kuketahui bahwa Ida bekerja di sebuah showroom mobil di Jakarta. Ia janda cerai beranak satu. Sudah dua tahun ia menjanda. Umurnya lima tahun di atasku. Tinggal di daerah Warung Jambu, kost dengan beberapa temannya. Perawakannya sedang, tinggi 160 cm dengan badan yang agak kurus dan dada kecil. Wajahnya lumayan, kalau dinilai dapat angka tujuh. Kacamata minus satu nongkrong di hidungnya.
Sampai di Sukasari Theatre ternyata film sudah diputar setengah jam.
“Sekarang bagaimana?” tanyaku.
“Terserah kamu saja”. Kuajak dia jalan mutar-mutar di Matahari lihat-lihat baju dan kosmetik.
Akhirnya dia ngajak minum jamu di kedai dekat jalan. Tiba-tiba saja dia menggandeng lenganku berjalan ke kedai jamu tersebut.
“Mau minum sari rapet” godaku.
“Nggak ah, saya biasanya minum sehat wanita saja”. Akhirnya dia pesan jamu sehat wanita dan aku minum sehat lelaki.
Setelah minum jamu duduk-duduk sebentar di sana dan kami kembali ke Sukasari Theatre. Tak berapa lama loket buka.
“Jadi nonton?” tanyaku, “Tentu saja jadi, buat apa nunggu lama-lama di sini?”. Aku ke loket beli tiket.
Dan kembali duduk di sampingnya di lobby. Suasana kelihatan sepi, hanya ada beberapa orang saja yang duduk-duduk di lobby. Sukasari Theatre memang bukan bioskop favorit di Bogor. Kalah sama Sartika 21 yang baru dibuka.
Akhirnya kami masuk ke dalam bioskop, kemudian film mulai diputar. Beberapa lama kemudian tangannya menyusup ke lenganku. Aku diam saja. Ida semakin merapat. Aku berpaling dan menatap wajahnya. Ia tersenyum dan membuka mulutnya sedikit. Tampak giginya yang berderet rapi. Ia menyorongkan mukanya ke arahku dan mencium pipiku. Aku sedikit kaget atas tindakannya. Aku melepaskan tangannya dari lengan kiriku, lalu kulingkarkan ke bahu kirinya.













































Tagged
Different Themes
Written by Lovely

Aenean quis feugiat elit. Quisque ultricies sollicitudin ante ut venenatis. Nulla dapibus placerat faucibus. Aenean quis leo non neque ultrices scelerisque. Nullam nec vulputate velit. Etiam fermentum turpis at magna tristique interdum.

0 komentar